-SELALU ADA TEMPAT UNTUK SEBUAH CORETAN ASAM MANIS HIDUP-

Sunday, October 9, 2011

Sales UKM

Ciawi - Bogor, disinilah saya saat ini menjalani training Small Medium Enterprise ato terjemahan bebasnya "Sales UKM" :D sebuah perbankan nasional selama 5 minggu. Hari kedua di tempat ini masih terasa asing buat saya, ditambah belum ada kegiatan berarti yang harus dikerjakan. Rute selama dua hari ini adalah kamar-kafetaria-kamar which is my routine activities are makan-tidur doank *tepokjidat*. Gak pernah terlintas di kepala saya buat jadi seorang marketing, padahal dulunya sering banget nganggep remeh orang-orang begitu *ke makan omongan gak si?*hahahah..mungkin jalannya udah digarisin begini kali yak? :P. Bertemu dan sekamar bareng eneng-eneng bandung + dumai, pekanbaru, tetanggaan sama temen-temen dari surabaya, palu, sorong, palembang, makassar, medan saya anggap sebagai bonus dari sebuah pengalaman. Kelompok kami disebut Batch 24 dan ada 22 orang nantinya dan lagi semoga jadi kelas yang menyenangkan :). Belum ada bayangan sama sekali bakal gimana pelajarannya + guru-gurunya besok, yang pasti gak bakal bisa bangun telat, makan teratur 3 kali sehari *differentlife*. Yang saya sadarin adalah betapa berwarnanya hidup ini, gak pernah kepikir hari Jumat bakal dapat panggilan dan besok sabtunya sudah harus berangkat ke Bogor dengan pesawat jam 6 pagi. Gak ada persiapan berarti dan harus membereskan urusan uang-menguang yang jadi tanggung jawab saya dan puji Tuhan bisa beres sebelum ke sini. Ahhhhhh semoga semuanya berjalan dengan baik dan semoga dapat nasabah yang baek *emotdoa*. Baiklah sekian dulu dan akan meng-update perkembangan baru pastinya :). Godblessme.

Friday, September 30, 2011

Idealisme vs Idealismama

Kebanggaan menjadi seorang sarjana rasanya buat saya hanya seperti oase di padang pasir. pada hari "H" segala beban seolah-olah lepas dari pundak, maunya makan semua yang enak-enak, merayakannya dengan sedikit berlebihan, sedikit mundur kebelakang untuk mengingat jerih payah yang sudah dilakukan dan kembali larut dalam kegembiraan diri. Hari berikutnya masih dengan kebanggaan yang belum luntur karna keberhasilan yang sudah dicapai, satu minggu kemudian tetap dengan sukacita yang sama dengan bertambahnya dua suku kata di belakang nama "Vivi Suryani Megawati Andespi, S.E". 

Saya lulus sidang tepatnya tanggal 21 Mei 2011 dan kuliah saya berakhir di pertengahan juli 2011. Dan kebanggaan akan sebuah gelar sarjana tergantikan dengan harap-harap cemas menanti sebuah panggilan interview. Mencoba melamar di mana saja dengan berharap sesuai dengan standar yang menjadi tujuan saya, namanya juga "fresh graduate" dengan idealisme seorang mahasiswa yang baru lulus, agak susah-susah gampang mendapatkan pekerjaan impian (kecuali dikasih modal puluhan juta :P) padahal umur saya sudah bukan termasuk di golongan "fresh age" :D. 

Panggilan interview akhirnya sampai juga ke diriku berkat bantuan teman SMP. Perusahaan bagus dan posisinya pun sesuai dengan jurusan saya. Diantar oleh mama tercinta dan dengan harapan tinggi tes tertulis+interview pun bisa saya lewati. "Puji Tuhan" dipikiran saya waktu itu dan semoga bisa menjadi bagian dari perusahaan ini. Selain di perusahaan F, mama saya kemudian mencoba membantu mencarikan pekerjaan dan saya pun dapat panggilan di salah satu bank. Posisinya adalah relationship officer (bahasa kerennya) ato marketing kredit bank yang kerjanya mencari nasabah untuk pembiayaan maupun untuk product bank tersebut. Jujur saja saya tidak terlalu berminat dengan dunia perbankan apapun jenis pekerjaannya, entah itu front office, back office ataupun bagian lain. Tapi karna tidak ingin mengecewakan orangtua, saya akhirnya mencoba juga. Psikotest lulus, Interview lolos, Medical Check Up pun sudah saya lalui (masih menunggu hasil). Dengan berat hati sebenarnya saya menjalani semua itu, karna hati saya merasa bahwa ilmu yang sudah saya pelajari hampir 6 tahun lamanya tidak akan terpakai kalo saya diterima di sini. Idealisme saya masih begitu tinggi.


Hari dimana saya melakukan MCU untuk perusahaan D adalah hari yang sama saya dihubungi oleh perusahaan F. Tapi sebelumnya saya sudah menumpahkan semua ketidaknyamanan saya dengan posisi di bank itu. Berdebat dengan mama sebenernya hanya mengeluarkan energi yang sia-sia, karena menurut dia posisi itu bisa membuka banyak kesempatan untuk masa depan saya. Ditambah dengan kalimat-kalimat "Ingat adek-adekmu" semakin membuat saya merasa tertekan. Dengan emosi yang saya tahan sayapun akhirnya memutuskan untuk datang ke perusahaan F besok pagi dan tentu saja dengan aksi diam+tidak peduli dari orangtua :(. 

Saya emosi, saya marah sama semua orang terdekat saya, saya diam. Di pikiran saya cuma satu saya mau mengambil jalan saya sendiri dengan ataupun tanpa restu orangtua saya sambil tetap meminta pendapat sahabat-sahabat saya. Dan anehnya semuanya sahabat saya berkata "Ambil aja yang di bank vi, kalo dengan restu orang tua jalannya pasti dimudahkan sama Tuhan" atau "Udah ikutin aja mau mamamu, gak ada salahnya mencoba, feeling ibu biasanya lebih kuat..sapa tau aja kamu berhasil..kalaupun gak berhasil seenggaknya kamu sudah menunjukkan usahamu atas kemauan mereka". Pertahanan sayapun mulai goyah dan kembali memikirkan semuanya, kembali merenung karna mau tidak mau keputusan harus saya ambil sebelum besok menghadap di perusahaan F. 

Paginyaa saya berharap dibangunkan mama seperti biasa, tapi ternyata tidak. mau nangis rasanya, tapi saya gengsi mau nunjukkin air mata pagi-pagi di depan mama. Sampai mau pergi pun saya tetap nggak ditegur sama mama, dan runtuhlah pertahanan saya. Saya menangis di perjalanan ke perusahaan F, saya marah sama Tuhan..saya merasa gak dapat perlakuan adil. Anehnya lagu yang saya putar tetap lagu rohani Maria Shandy. Seperempat perjalanan saya terus menangis sampai akhirnya satu lagu dengan lirik  "Ini aku semua milikku..kuserahkan padamu Tuhan" dan tiba-tiba ada sesuatu pemikiran lain di hati saya..Tiba-tiba saya diingatkan dengan kata-kata dalam doa saya setiap malam "Ya Bapa..biarkan aku bisa memberikan kebahagiaan dengan pekerjaanku untuk orangtuaku"..saya hapus airmata saya..saya mantapkan hati saya..


Sampai di perusahaan F, hati saya tidak sesakit malam kemaren, hati saya tidak terlalu kecewa seperti malam kemaren. Saya mengikuti semua proses offering yang mereka tawarkan dan jika saya mengiyakan saya hanya tinggal medical check up dan bisa bekerja tanggal 3 Okt' 2011 ini. Dan yang saya lakukan adalah menolak offering yang ditawarkan. Penawaran yang mereka ajukan pun terlalu kecil dari bayangan saya untuk perusahaan sekelas mereka. Tidak berjodoh memang dengan perusahaan ini. Saya pulang ke rumah dan saya bilang ke mama saya tolak mereka, saya kasih tau alasan saya dan saya bilang ke mama kalo' saya mau coba di bank itu. Reaksi mama yang pasti adalah kembali cerewet seperti biasa, tapi seneng liatnya :).

Dan sekarang saya sedang menunggu hasil MCU di Bank D. Kadang saya sering ragu apa bisa atau tidak menjalaninya nanti, tapi saya percaya doa mama pasti didengar oleh Tuhan dan Tuhanpun tahu dimana tempat dan pekerjaan terbaik untuk masa depan saya. Idealisme saya dan kekerasan hati saya akhirnya bisa dipatahkan juga oleh Idealismama, walaupun saya pernah bilang "mama tidak tahu apa-apa tentang ilmu saya" tapi yang saya yakini "mama selalu berdoa yang terbaik untuk hidup saya". Restu orangtua memang segala-galanya.

*******

nb : bukan berarti kita tidak boleh menentukan jalan kita sendiri. tapi adakalanya dari orangtualah jalan itu terbuka. 



Oilcity, Akhir September 2011

Friday, September 16, 2011

Gadis Robot

Dia hanya bisa menarik napas panjang dan terus menenangkan diri. Dia hanya bisa menarik napas panjang sambil mengingat semua yang pernah terjadi dulu. Dia hanya bisa menarik napas panjang untuk menahan air mata jatuh menemani rasa perih di hati. Dia hanya bisa menarik napas panjang menahan tekanan yang terus menerus tanpa bisa mengeluarkan semuanya sedikitpun. Dia hanya bisa menarik napas panjang dan berusaha mengerti keinginan orang lain tanpa ada yang mencoba mengerti maksud hatinya. Dia berharap jadi robot yang bisa melakukan apapun yang diinginkan, tanpa harus tahu bagaimana perasaannya. Semuanya ingin dimengerti, semuanya ingin menuntut lebih,semuanya melemparinya dengan kata-kata negatif. Dia berusaha tertawa, dia berusaha tersenyum tanpa beban dan berharap ada seseorang yang melihat jauh ke dalam hati. Tapi siapa dia untuk orang-orang di sekelilingnya?tidak ada artinya, tidak ada yang mau bersusah payah menyelami hatinya dan jadilah dia gadis robot. 

Gadis yang dikelilingi banyak orang dengan banyak tombol diseluruh badannya. Setiap orang sudah punya tombol keinginannya sendiri terhadap gadis ini. Si A akan tinggal menekan tombol di kepala si gadis dan gadis ini pun akan langsung melakukan pekerjaan sehari-hari. Lain lagi dengan Si B, dia cukup menekan tombol di tangan si gadis robot dan gadis inipun langsung melakukan pekerjaan kantoran dengan rapi dan teratur. Untuk si C cukup menekan tombol yang ada di belakang badan si gadis dan dia akan menjadi pendengar untuk setiap keluhan yang keluar. Dia terbiasa mendengar kata-kata tajam dan cemoohan. Tidak ada hari libur untuk gadis ini, tidak ada perawatan apapun untuk gadis robot ini. Semua tombol bahkan bisa ditekan dalam waktu yang bersamaan dan tidak ada tangisan atau kelelahan tergambar di wajahnya. Malam hari di saat yang lain sudah terlelap dia masih terjaga hanya untuk menangis dan pagi harinya harus kembali tersenyum untuk orang-orang di sekitarnya. 

Gadis ini merindukan seorang sahabat, tapi robot harusnya tidak butuh itu, robot seharusnya tidak punya perasaan. Bahkan seharusnya tidak perlu ada tangisan mengisi hari-harinya, sebaliknya yang diperlukan adalah bagaimana gadis ini menjalankan setiap perintah dari tombol-tombol yang ditekan. Entah berapa lama gadis ini bisa bertahan, hanya berharap gadis ini selalu punya semangat untuk bangkit bukan sebagai robot, tapi sebagai dirinya sendiri.



.hampir tengah malam, kisah dengan makna.

Thursday, September 15, 2011

180 Derajat

Berbeda 180 derajat itulah yang terjadi setelah menginjakkan kaki di Balikpapan. Dari yang dulunya hanya berada di seputar kamar 3 mx 4 m menghabiskan waktu hampir satu hari penuh, sekarang justru berlama-lama dikamar adalah hal yang paling saya inginkan. Dari yang tadinya kegiatan waktu malam adalah nonton TV dan menelepong, sekarang justru jarang di rumah kalo malam (syukur-syukur jam 10 uda di rumah). Dari yang tadinya bingung mo ngapain jalanin hari, sekarang justru bingung mau ngatur waktu. Dan yang paling nyata adalah dari yang tadinya mahasiswa sekarang (masih) pengangguran *tepokjidat*. Kembali ke kota ini memang membuat banyak hal berubah. Ada kebiasan-kebiasaan yang mau gak mau harus terkubur dengan sendirinya dan diganti dengan kebiasaan baru. Warna-warna lain mulai masuk dalam hidup saya, entah itu warna cerah yang enak dilihat ataupun warna gelap yang mau gak mau harus tetap enak untuk dilihat :). Lingkungan baru mulai sedikit mempengaruhi cara berpikir saya. Menghadapai komunitas baru pun menuntut hal yang kompleks pula, tadinya saya adalah orang yang sangat menikmati kesendirian dengan berbagai macam pikiran yang bisa diwujudkan kedalam tulisan. Bahkan beberapa hal penting yang berhubungan dengan perasaan pun mau tidak mau ikut menjadi korban. 

Harusnya saya bersyukur dengan semua kesempatan yang bisa saya dapatkan, tetapi terkadang saya justru merasa hampa dengan semua yang saya jalani. Berada di tengah komunitas tidak menjamin hati saya selalu nyaman dengan hal-hal yang terjadi di dalamnya dan ini yang membuat saya merindukan waktu sendiri yang dulu menjadi bagian hari-hari saya dan merindukan kehidupan di Surabaya yang pernah saya jalani selama beberapa tahun terakhir ini. 




-Balikpapan,   di tengah waktu luang-

Sunday, August 28, 2011

I'm back!

teramat sangat merindukan halaman ini..teramat sangat merindukan waktu menikmati setiap kata yang menjadi cerita di blog ini. pulang kampung salah satu alasan kenapa saya jarang mengunjungi tempat ini. tidak bisa lagi menghabiskan waktu seharian hanya untuk menulis walaupun sebenarnya sangat merindukan waktu semacam itu lagi. ada banyak hal yang ingin saya tumpahkan dan bagikan, tapi setidaknya tulisan ini menjadi awal baik supaya lebih rajin meluangkan waktu untuk sebuah tulisan. yang jelas kangen saya masih sangat besarrrrrrrrr dengan blog ini dan sesegera mungkin kembali mengunjungi vivithecroco.blogspot.com. 


*kecuppelukhangatttttt*

Wednesday, July 20, 2011

Seonggok Pemikiran

Berawal dari pembicaraan ringan saya dengan seorang teman mengenai impian dan pencapaian. Dengan kondisi yang tidak bisa seenaknya hanya meminta kepada orang tua, tentu saja diperlukan sebuah kerja keras. Lain cerita dengan orang-orang yang beruntung di posisi tingkat atas dari sejak lahir, tidak akan begitu sulit mendapatkan apa yang menjadi keinginannya. Lalu saya bilang ke dia "orang yang memang lahir dari keluarga kaya dan mencapai suksesnya hanya akan direspon dengan "gak heran", tapi orang yang mencapai mimpinya dari sebuah kerja keras akan dinilai lebih sebagai "sebuah keberhasilan dan pembuktian". Pertanyaan pertama yang sering saya dengar pada saat wawancara dengan orang-orang yang terlahir kaya adalah : "Gimana rasanya terlahir jadi seorang anak keluarga ini?" dan efek yang muncul bagi orang yang menonton pun lebih banyak berandai-andai berada di posisi tersebut ketimbang merasa termotivasi. Lain halnya untuk orang-orang hebat dengan kerja keras hingga akhirnya berhasil mencapai sesuatu, akan muncul sebuah motivasi untuk percaya bahwa tidak ada yang mustahil selama kita mau berusaha. Bagi sekelompok orang, kepintaran dalam ilmu tertentu adalah satu-satunya senjata yang dia punya untuk bisa mencapai semua mimpinya, bagi kelompok lain uang adalah senjata yang paling ampuh mendapatkan apapun. 

Mereka yang bisa mendapatkan segalanya dengan uang lebih sering mengisi hidupnya dengan kesenangan dan jarang atau bahkan tidak pernah memikirkan masa depan. Pencapaian buat mereka adalah mobil keluaran terbaru, berlibur ke luar negeri, makan di tempat-tempat mahal, update fashion terbaru dari merk terkenal dan puncaknya adalah memamerkan semuanya kepada komunitas sekitarnya. Buat mereka pendidikan tinggi adalah sebuah gengsi bukan pencapaian. Tidak semua seperti itu memang, tapi tidak sedikit juga yang seperti ini bukan?. Saya dulu pernah iri dengan kelompok seperti itu, perjuangan dan kerja keras rasanya tidak ada di bagian hidup mereka, hanya menikmati masa sekarang karena mereka yakin hidup mereka akan selalu mudah dengan uang yang akan terus mereka dapatkan. 

Tapi saat ini saya justru lebih menghargai sebuah kerja keras dan perjuangan untuk mencapai apa yang menjadi mimpi saya. Hidup di kota lain demi sebuah pencapaian pendidikan yang diharapkan orang tua membuat saya mengerti itu semua dan tidak ada yang perlu di-iri-kan, seperti yang dilakukan teman saya yang memulai dengan mimpinya dan menggapai itu semua dengan kerja keras untuk menghasilkan keberhasilan dan pembuktian. Buat saya tidak ada yang perlu dibanggakan terlahir dari sebuah keluarga kaya, sebaliknya berbanggalah terlahir dari keluarga yang mengajarkan ilmu dan kerja keras sebagai modal.





Monday, July 18, 2011

Aku dan Mereka

Sama-sama pernah mengecap pendidikan Ahli Madya di Ubaya. Dulunya beda angkatan  tapi akhirnya terkumpul jadi satu untuk mengejar gelar Sarjana di STIESIA. Selama dua tahun membangun sebuah hubungan pertemanan. Markas kami sudah pasti di kampus :), tempat andalan yang kedua tidak lain tidak bukan AMIGOS, sekedar "ngindom" atau makan berat sebelum lanjut kuliah kedua, andalan kami ngerjain tugas pasti di TJ (TonyJack). Tidak selalu kami cocok, tapi dari situlah kami mengenal satu dengan yang lain. Kami dekat walaupun jarang keluar bareng, dan inilah foto studio pertama kami setelah dua tahun kebersamaan di kampus yang lebih sering kami kritik daripada kami bangga-banggain :D. Terima kasih untuk semuanya teman. Tidak ada lagi email tugas yang harus diforward ke masing-masing email kalian, tidak ada lagi sms ato YM kalian cuma buat nanya kuliah apa nggak. Sampailah kita di titik akhir sebuah pencapaian. Sampai pulalah batas waktu saya beredar di kota ini. Karena aku gak pake BB, jadi dengan kekuatan samsung+jejaring sosial saja menanyakan kabar kalian :D. Ndang di mari'no yoo rek skripsinya, ndang sidang ndang wes ben iso wisuda bareng Desember nanti :) (tidak berlaku untuk wirya..heheh). Bertemu lagi dengan kalian kalo ada yang melepas masa lajangnya :D. *****

Friday, July 15, 2011

Tiga Rantai


Terbelenggu oleh rantai Kenangan..
menutup mata..masuk dalam ruang ingatan..
menemukan kisah yang menjadi bagian dari dua hati..
disegel oleh cinta..

Terbelenggu oleh rantai Kerinduan..
Jauh tak tergapai..Berteriakpun tak terdengar..
Berlari menghampirinya dalam bayang gelap..
Semakin dahaga karena rindu dibuatnya..

Terbelenggu oleh rantai keraguan..
menipiskan sebuah asa tentang masa depan..
Terdiam tanpa daya..memandang tanpa sinar..
Hampa menjalar masuk ke dalam raga..
Sesak..Sakit..




Wednesday, July 13, 2011

Final Battle


Dulu saya selalu menunggu kapan bisa bebas dari semua tugas-tugas kampus, kapan UAS terakhir, kapan lepas dari embel-embel kata mahasiswa. Dan besok hari Kamis tanggal 14 bulan Juli tahun 2011 terjawab semuanya, hari terakhir UAS dan hari terakhir menjadi mahasiswa. Setelah enam tahun menjalani hidup jadi mahasiswa, menyelesaikan sidang di bulan mei dengan sukses, akhirnya tidak ada lagi tanggungan saya dalam hal akademik demi sebuah gelar sarjana. Lega rasanya akan menutup sebuah langkah dan memulai perjuangan baru ke depannya, senang rasanya berada pada ujung akhir dalam salah satu perjalanan hidup saya. Berada di posisi ini tidak semudah menulis di blog ini, ada sebuah tahap penyelesaian skripsi selama hampir 2 semester yang harus saya lalui, proses mengumpulkan dan menghitung demi sebuah tujuan sidang akhir beberapa bulan kemaren, target dan harapan untuk menyelesaikan tanggungan ini sebelum akhir April yang lalu dengan harapan setelah ujian tengah semester saya bisa maju sidang dan setelah itu hanya tinggal fokus menyelesaikan sisa mata kuliah dan tentu saja UAS terakhir. Kalau saya tidak punya komitmen penuh untuk menyelesaikan skripsi saya kemaren, tidak akan ada tulisan ini dan saya tidak sampai pada target yang saya buat sendiri.

Sangat berterimakasih kepada Lord Jesus untuk kemudahan yang diberikan sampai saat ini. Ada satu sisi sedih dalam diri saya, tapi memikirkan hal ini membuat saya bisa tersenyum dengan ringan banget dan yang perlu saya lakukan adalah mempersiapkan diri untuk sebuah penutupan yang manis. Saya tidak perduli tulisan ini dianggap berlebihan oleh siapapun yang membaca karena mereka tidak tahu dengan baik bagaimana saya menjalani hingga bisa sampai pada tahap ini. 

Besok adalah saat memenangkan pertempuran final untuk salah satu tahap yang artinya membuka sebuah pertempuran awal untuk tahap yang lainnya, membutuhkan sebuah energi penuh untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan baru, terlibat secara penuh dalam hal emosi dan kerja keras serta target lain yang harus dicapai dan terus memotivasi diri sendiri. Saya sedang merasakan sebuah kebahagian yang setelahnya akan memberi label kenangan untuk mengejar kebahagiaan baru.


"menutup kisah ini dan memulai  kisah baru dalam perjalanan hidup sampai Tuhan sendiri yang menutup buku kehidupan saya"







Tuesday, July 12, 2011

Pahit

Kalau tidak ada kejadian ini, mungkin tadi pagi aku masih bisa menikmati kasur dengan tenang dan baru menyatu dengan dunia jam sepuluh atau sebelas siang. Tertidur sekitar jam stengah dua dinihari dan terpaksa bangun karena telpon dari mama jam setengah tujuh pagi. Bakalan kena omel kalo tau anak perempuannya jam setengah delapan WITA baru bangun tidur. Dampak baiknya adalah aku bisa bangun jauh lebih pagi karena kejadian ini, walaupun hati ngerasa pahit banget. Mandang langit-langit kamar selama beberapa menit, hal yang hampir tidak pernah aku lakukan selama ini. Beralih ngeliatin dinding kamar, mencari jawaban atau lebih tepatnya obat yang bisa menetralkan rasa pahit ini. Sebenarnya aku hanya ingin menggambarkan betapa terlukanya aku dengan semua tentang ini, aku menangis berharap di saat air mataku berhenti, hilang pula rasa pahit yang aku rasakan. Sebaliknya justru kejadian kemaren dan semua kenangan seperti slide yang terus menerus berputar di otakku. 

***

"Kita gak usah berhubungan lagi, karena hanya akan nyakitin kita berdua" kata-katanya seperti lagu yang terus berputar di kepalaku. Bagaimana bisa segampang itu? apa dia pikir perasaanku tidak bereaksi mendengar semua yang dia ucapkan? Aku dulunya berpikir menara impian yang kami bangun selama beberapa tahun ini tidak akan mudah oleng oleh angin bahkan sekalipun besarnya angin tidak akan sampai meruntuhkan semuanya, tapi lagi-lagi itu hanya sampai di pikiranku. Masalah sepele yang sering terjadi tanpa sadar mengeruk pondasi menara kami hingga akhirnya angin kecil lah yang justru merobohkannya, hanya perlu 1 menit dan semuanya selesai. Hebat bukan? 

Tidak ada lagi namanya, tidak ada lagi suaranya, tidak ada lagi obrolan malam, TIDAK ADA YANG PERLU DISESALI, yang ada hanya hati yang membeku bahkan enam missed call dari dia tidak kugubris siang ini karena aku tahu menerima teleponnya sama saja menambah sebuah rasa pahit yang tak terkira. Dia tidak bisa menjaga hatiku lagi dan akulah yang harus menjaga hatiku sendiri saat ini dan untuk kedepannya. Aku tidak bisa menyangkal besarnya cintaku untuk dia, aku belum bisa menyakiti diriku dengan memaksakan hati untuk mematikan perasaan yang begitu dalam yang kupunya untuk dia, sebaliknya yang bisa kulakukan sekarang adalah menelan semua rasa pahit ini, menjalani hari sambil belajar untuk menghadirkan rasa manis untuk diri sendiri.****



-Ruang Hati-



Monday, July 11, 2011

Aku Tidak Tahu Rasanya

Aku pikir aku tahu rasanya.
Aku bahkan tidak merasakan apapun.
Jangan tanya aku apa rasanya.
Air mata saja yang menjawab..

Begini akhirnya..
Dia tahu apa tentang perasaanku?
Aku tahu apa tentang perasaannya?
Tidak tahu rasanya..

Dimana harus kusimpan?
Dimana harus kukeluarkan?
Tidak tahu rasanya..

Pergilah..
Kalau memang begini lebih baik..
Menjauhlah..
Kalau memang hanya ada luka..
Semu..
Kan kupeluk bayangan semu..



*11072011- thanks for everything*

Sunday, July 10, 2011

Tanya Kenapa?


Sedang mengalami syndrome sendiri dengan sebuah pertanyaan kenapa? memenuhi batin. Sedikit menyiksa hati karena bahkan diri sendiri pun tidak mengerti apa mau hati untuk pertanyaan ini. Harusnya aku memahami hatiku lebih dari siapapun yang ada di lingkaran hidup. Campuran rasa hampa,penat,resah,geregetan meresap ke otak dengan sukses. Aku pun jarang sukses bertanya dengan diri sendiri, mungkin lebih tepatnya enggan peduli atas jawaban hati. Kenapa? kali ini bukan pertanyaan baru yang muncul dari dalam diri, sebaliknya seperti cameo yang lalu lalang dalam pikiran. Sebuah pertanyaan kenapa? justru memunculkan pertanyaan lain yang terus berentet dan semakin menghadirkan ketidaknyaman. Aku butuh pikiran jernih tanpa embel-embel emosi, tapi perasaan juga tidak bisa dihilangin begitu aja kan?. Apa hanya logika saja yang harus dipakai?atau justru membiarkan perasaan yang bermain sepenuhnya?

Ada hati yang bermain, kenangan yang terbentuk tapi disisi lain kenyataan justru ada di sisi yang berlawanan. Pertanyaan kenapa? sepertinya langsung mengkoneksikan diriku ke masa depan dan itu yang buat diriku ragu..takut..tidak yakin..resah untuk semua pilihan jawaban yang tersedia. 

"Aku percaya tidak akan ada kesulitan mencari jarum di dalam setumpuk jerami. Aku hanya sedang mempertimbangkan haruskah kuteruskan pencarianku atau kuhentikan sampai disini"



Privat Room, July 2011



Bebaskan Rindu!


Hai Rindu..
Sudah berapa lama kita bersahabat?
Dan tidak sedikitpun kamu meninggalkan hati dan pikiranku..
Aku bukannya tidak menyukaimu..
Hanya saja setiap hari kamu membelah dirimu dan semakin memenuhi ruang hatiku..
Tidak tahu harus kutampung dimana lagi keberadaanmu..

Aku bahkan ingin membunuhmu saat ini juga..
Membagimu dengan dia di sana itu keinginanku..
Antarkan aku ke sana Rindu atau bawa dia kemari untukku..
Ahh..inipun tidak bisa kamu lakukan..

Hi Rindu..
Dulu kamu hampir tidak pernah singgah di hatiku dalam waktu lama..
Di saat kamu datang, kehadirannya ampuh membunuhmu..
Malam hari kamu datang padaku, pagi harinya dia berhasil mengusirmu..
Dengan senyumnya..dengan sentuhannya..

Rindu..
Jangan menyanderaku hatiku terlalu lama..
Sesak dadaku seperti ada jutaan kerikil menindih..
Kamu sudah berhasil membuat airmataku  ikut menemani..
Kamu berhasil membuatku meredammu dan tidak tahu kapan harus kumuntahkan..

Aku Rindu Kamu..
Aku Rindu Kamu itu yang aku mau..
Seandainya dengan mencoret Rindu bisa merubah keadaan..
Hahh..aku cukup lelah hari ini untuk berangan-angan..
Rindu masih menjadi juaranya...

******

To : My-PHK..you know how I miss you here dear..♥♥





Saturday, July 9, 2011

Merajut Perbedaan


Waktu itu aku melihatnya duduk sendiri di bangku gereja, aku yang kebetulan mondar-mandir disampingnya sekilas meliriknya dan merekam setiap kesempatan itu dalam otakku. Tipe pendiam rasanya, itulah penilaianku yang pertama untuk dia. Tidak tahu siapa namanya, tidak tahu apa bisa bertemu lagi atau tidak. Aku terpesona. Titik. 

"Ahh..selalu menyenangkan mengingat saat pertama kali bertemu" batinku. Hingga akhirnya kami bisa bertemu lagi di sebuah acara gereja. Tentu saja dia yang mengajakku berkenalan lebih dulu. Singkatnya kami akhirnya pacaran.
"Van..kita pacaran yuk" itu pernyataannya padaku. Tidak bertele-tele dan berhasil membuat jantungku berdetak tidak normal. Ohh aku lupa memberi tahu namanya. Valdo nama orang yang kusayang itu.

---

Hampir lima tahun kami menjalani hubungan ini. Aku bahagia dengan dia..sungguh! dan tidak pernah sekalipun hatiku haus mencari hati lain selain dia. Valdo pun sangat menyayangi aku, bahkan dari tatapan matanya, kebiasaannya menghusap rambutku, semua anggota tubuhnya menunjukkan itu. Ahh betapa aku memuja Valdo kekasihku. "Lima tahun..yaa hampir genap lima tahun" aku menggumam lagi sambil memejamkan mata. Penat rasanya kepala ini. Sebenarnya bukan perkara berapa tahun yang kami jalani, tapi sebuah dinding transparan dengan nama "Perbedaan" yang menjadi pikiranku saat ini. Valdo pun mengetahui hal ini dari awal kami berkomitmen, tapi hati dan pikiran kami terlalu penuh dengan cinta dan tidak ada tempat untuk sebuah perbedaan.

---

"valdear" kutekan tombol call di hp ku. tidak sampai 3 kali nada panggil, valdo sudah menjawab di sebrang sana.

"iya panda sayang..ada apa?" jawaban khas setiap kali aku menelponnya.
"kamu masih cuci mobil sayang? aku dijemput donk. lagi sumpek" 
"ini udah mo selesai kok. tunggu yaa pandaku. i'll be there in 30 minutes. siap-siap aja dulu. loveyou"
"siappp sayang..loveyoutoo"

Hah..daripada otakku lelah sendiri, lebih baik aku bicara dengan dia. setidaknya berdiskusi akan jauh lebih baik. Sambil menunggu valdo, aku tenggelam dengan suasana sabtu siang yang cerah ini, ahh tapi kontras dengan suasana hatiku. Seandainya saja perbedaan itu bisa dimaknai positif oleh orangtuaku.

"drrttt..drrrttt" lamunanku buyar oleh getaran handphone. 
"udah di depan sayang". 
"i'm coming baby" dengan cepat kubalas sms-nya.

---

"Tunggu sayang yaa..aku cuci muka dulu. gerah banget" kebiasaan valdo setiap kali habis  dari luar. Kos valdo salah satu tempat favorit ku, suasananya nyaman untuk menghabiskan waktu berdua dengan dia. Dan lagi-lagi mengingatkanku hampir lima tahun aku jadi penghuni tambahan di tempat ini setiap sabtu,minggu bahkan terkadang hari-hari biasa kalo kami lagi malas pacaran di luar. Dan sudah jadi kebiasaanku pula duduk di kursi malas empuk yang menghadap jendela ini.

"cup..lagi ngelamun apa sih sayang?" kecupan valdo sedikit bikin aku kaget sekaligus senang.
"masalah lama val. ngerti kan?" jawabku lirih. Dia kemudian menarikku untuk berdiri dan memelukku. Pelukannya selalu ampuh menenangkan galau hatiku, tapi kali ini ingatanku langsung tertuju pada orang tuaku dan justru semakin membuatku menangis di pelukannya.
"apa yang mau kamu bagi sekarang sayang?" valdo masih memelukku.
"entahlah..aku lelah dengan masalah yang seolah tidak ada jalan keluar ini" kulepaskan pelukannya.
"apa yang salah kalau kita saling cinta?apa salah kalau kamu bukan orang batak?kenapa mereka tidak bisa melihat cinta kita?kenapa justru mereka melihat perbedaannya?" sambil menangis aku lontarkan semua keluh hatiku. Aku tahu valdo juga lelah dengan pertanyaan-pertanyaanku, karena sudah hampir seratus kali didengarnya. aku tahu valdo merasakan hal yang lebih berat dari aku karena valdo-lah subjek dari masalah ini.
"aku mau ada jalan keluar dari ini semua vald..aku capek kebahagiaan kita terhalang hanya karena kamu bukan dari suku yang sama dengan aku" aku meneruskan bicaraku. Selama ini setiap kali membicarakan masalah ini, selalu berakhir dengan kalimat kita pikirkan nanti aja atau waktunya gak pas dibicarain sekarang. 
"oke, kita bicara. Selama ini aku memang gak pernah mau kita terlalu terbeban untuk masalah ini, aku gak mau kamu menangis terlalu lama hanya karena hal yang menurut orangtuamu sebagai sebuah perbedaan. Bukan karna aku gak peduli dengan itu semua, aku cuma gak mau menghilangkan harapanku tentang masa depan bersamamu. Kita punya mimpi dan kita berdua sama-sama percaya kalo mimpi itu bisa terwujud."
Aku terdiam cukup lama meresapi apa yang dia utarakan barusan. Pikiranku melayang membawaku pada wajah-wajah yang begitu aku sayangi. 
"seandainya kamu lahir dengan marga siahaan, sihotang, sitompul atau siapapun. Seandainya kamu bukan orang Jawa. seandainya orang tuaku tidak mempersoalkan ini!". Aku tahu nggak ada gunanya aku bicara begitu, aku sedang sampai pada titik lelah batin. Dan valdo hanya memandangi aku dengan tatapan sedihnya mendengar kata-kataku barusan.
"Panda..sayang..dengar yaa. Aku yakin gak ada yang salah dengan cinta kita, gak ada yang salah dengan Jawa, Batak atau suku yang lain, jadi gak ada yang salah dengan sebuah perbedaan. Kenapa kita harus mempersoalkan perbedaan ini? kenapa kita seperti seolah-olah membenci perbedaan ini? padahal Tuhan menciptakan perbedaan untuk sebuah keindahan, padahal perbedaan membuat kita justru lebih kaya. Bersyukur kita bukan pasangan yang beda agama, sayang. Akan jauh lebih berat mengalami hal yang begitu prinsipil itu. Aku punya keyakinan orangtuamu akan bisa menerima aku nantinya. Aku dan kamu hanya perlu membuktikan ke mereka kalau justru dengan perbedaan itu menyatukan dan saling melengkapi pribadi kita. Cukup lakukan bagian kita dengan baik dan Tuhan yang sempurnain semuanya."
"Tapi selama ini mereka tetap gak mengerti vald!"
"Bukan nggak tapi mereka belum mengerti panda"
"Terus kita harus apa sekarang vald?"
"Kamu cinta aku kan sayang? kamu masih mau jalanin hubungan ini sampe kita berhasil dengan mimpi kita kan? cukup itu yang perlu kita lakuin. hampir lima tahun sudah kita bangun hubungan ini dan aku gak mau berakhir sia-sia".
"Kamu yakin vald kita bisa lewatin ini sampe akhir? Pasti bakalan sakit banget kalo akhirnya ternyata kita gak bisa sama-sama. Aku takut vald..."
"Gak ada yang pernah tau masa depan bakalan kaya gimana kecuali Tuhan, baby. Inget gak sama kata-kata ini : Apa yang kamu percaya itu yang akan terjadi. Makanya percayailah yang terbaik buat kita yaa sayang..". 
Valdo kemudian menggenggam tanganku, mengecup keningku dan memberiku senyuman terbaiknya. Valdo seolah ingin mengalirkan semangat dan harapan yang ada pada dirinya ke seluruh tubuhku. Iya..benar yang valdo bilang, aku hanya akan mempercayai hal yang terbaik saja, tidak peduli berapa tahun pacaran lagi yang harus aku tempuh asalkan tetap bisa bersama valdo. Tidak peduli bagaimanapun caranya, aku dan valdo harus bisa membuktikan pada orangtuaku kalau kami bisa bersatu menjadi "BAJA" (baca : batak-jawa)*******



-Rajutlah perbedaan dengan benang pengharapan dan keyakinan, tambahkanlah warna cinta untuk menjadikan syal indah yang menghangatkan hatimu-








Friday, July 8, 2011

Realita Pertemanan


Kata-kata ini tanpa sengaja bikin saya berpikir. Apa yang bisa ditangkap dari 2 buah kata ini? entah itu sebuah realita positif atau negatifnya. Mari mengintip dari kacamata saya.

Temen kecil, teman esde, temen esempe,esem-a,kuliah,temen main, dan jenis teman yang lain. Banyak orang bilang lebih baik gak punya pacar daripada gak punya teman. tapi...teman yang gimana dulu! Realita atau kenyataan terkadang bisa jauh dari yang namanya harapan. Saat kita memiliki hubungan pertemanan yang erat dan begitu memuja apa yang di dalamnya kita lalui dengan orang-orang yang kita anggap soulmate; otak yang udah nyinkron satu dengan yang lain, seolah bisa membaca apa yang ada di pikiran temen lain kalo' liat sesuatu yang aneh; dan menganggap beruntung ada di tengah-tengah standar pemikiran yang tinggi dari pertemanan ini, secara natural kita membangun harapan terhadap individu-individu yang ada dalam kelompok kita. Yang kita tidak sadar terkadang kita hanya mencocokkan kesamaan kita, standar pemikiran kita tanpa melihat kelemahan dari karakter teman-teman kita ini. Dan menurut saya disinilah sering muncul ungkapan realita pertemanan. 

"Ternyata dia orangnya nyimpenan yaa.", "Aku pikir orangnya easy going lho.."; "Aduh..anaknya marah gak yaa gara-gara aku lupa ngasih tau?" Kalimat-kalimat "terkejut-standar" ini sering kita dengar atau bahkan ucapkan. Dan dari kalimat inilah terbuka penilaian pribadi untuk individu yang kita anggap "klik" sama kita. Sejauh mana kita bisa memahami karakter seutuhnya untuk seorang teman? Seberapa dalam kita bisa mengerti dan menilai karakter teman kita? Seberapa sering kita berkompromi atau memaklumi tingkah laku-pola seorang teman?

Realita pertemanan dalam hidup saya saat ini terlihat lebih nyata dalam kehidupan kuliah saya. si wege yang pinter, punya banyak mimpi tapi selengekan juga, atau si beye yang idealis, ambisius dan sama selengekannya kaya wege, lain lagi si y-ri yang sedikit tertutup,selengekan,kurang pede sama dirinya, atau si depe yang easy going dan selalu terlihat baikbaik saja menurut saya. Ditambah lagi si btty, teman cewe yang punya karakter keibuan, dan terbuka untuk bercerita, atau si emms yang ceplas ceplos plus centil dan belum lagi ditambah saya yang sedikit tertutup dan cerewet. Tidak mudah membangun sebuah chemistry dalam pertemanan, buat saya lebih mudah membangun chemistry dengan pacar karena kita belajar menerima karakter dari satu individu. Perlu waktu yang lama memahami dan menyelami karakter masing-masing dari mereka. Awalnya hanya karna dari almamater yang sama dan sering satu kelas, awalnya hanya membicarakan tugas. Realita yang ingin saya tunjukkan adalah terkadang satu dari kami atau bahkan saya lupa meneruskan informasi, seolah saya atau mereka gak melihat kalo kita berteman dekat. Realitanya adalah kadang saya atau mereka tidak bisa memahami pikiran mereka dan tanpa sadar lebih dekat dengan satu atau dua orang dibanding yang lainnya. Realitanya adalah tidak selamanya mereka juga mengerti kalo saya lagi ingin berbagi atau perasaan saya lagi sedih, apalagi untuk teman cowo. Realitanya adalah saya atau mereka kadang jengkel dan menyimpan itu dalam hati atau bahkan menulis di status kami masing-masing.

Kalau saya hanya membuat diri saya menerima realita yang kurang menyenangkan ini, saya tidak akan punya sebuah pertemanan. Padahal ada banyak realita menyenangkan lainnya yang saya dan mereka dapatkan. Realitanya kami bisa tertawa lepas dengan salah satu banyolan dari teman kami, kami bisa saling menciptakan lirikan, senyuman, atau tatapan mata sebagai kode kami untuk hal-hal rahasia, kami bisa saling mengolok dan percaya tidak ada yang bakal tersinggung dengan itu, dan tanpa kami sadari kami sedikit berkompromi untuk setiap karakter yang ada dalam lingkaran pertemanan ini.  

Hidup tidak selamanya indah. Pertemanan tidak selamanya lancar. Hal-hal yang ada di dunia ini tidak pernah bisa lepas dari yang namanya suka dan duka. Ada waktunya kita harus minta maaf dan ada waktunya kita harus memaafkan. Dan inilah realita.

"jika satu realita tidak menyenangkan mempengaruhi diri kita, akan mengubur 1000 realita menyenangkan yang kita miliki. Apa yang kita dapat?"





Created A New One

Meng-create sesuatu ternyata tidak segampang yang saya kira. Details yang benar-benar harus diperhatikan. Seolah-olah waktu tidak pernah cukup untuk sebuah proses ini. memperindah tampilannya. Tapi yang saya sadari adalah, menciptakan sesuatu memang harus dengan cermat, mungkin kita bisa meninggalkan hal-hal yang menurut kita tidak diperlukan dalam proses ini, tapi jika hal sebuah hal penting terlupakna, maka proses yang diharapkan dari sesuatu itu tidak akan bisa sesuai dengan yang kita inginkan.


Well..kepuasan dari menciptakan dan memperindah bisa bikin capek langsung lenyap seketika. sesuatu yang indah jika diciptakan dengan sabar dan menikmati proses yang sudah pasti rumit pasti akan memberikan kepuasan. "rasanya lebih indah dari ditembak cowok korea sekalipun ;D". 


Let's enjoy my new blog! :*
-Vivi Suryani Megawati Andespi-